Senin, 28 Oktober 2013

PENJUALAN KREDIT

A.    Pengertian Penjualan Kredit
Menurut akuntansi, penjualan dikelompokkan menjadi dua, yaitu penjualan reguler (penjualan biasa) dan penjualan angsuran. Penjualan reguler terdiri dari penjualan tunai dan penjualan kredit. Penjualan tunai adalah penjualan yang pembayarannya diterima sekaligus (langsung lunas). Penjualan kredit adalah penjualan yang pembayarannya tidak diterima sekaligus (tidak langsung lunas). Pembayarannya bisa diterima melalui dua tahap atau lebih. Sedangkan penjualan angsuran adalah penjualan yang pembayarannya tidak diterima sekaligus (pembayarannya diterima melalui lebih dari dua tahap).
Menurut Yendrawati (2005:63) banyak orang yang menyamakan istilah antara penjualan kredit dan penjualan angsuran. Sebenarnya semua penjualan angsuran bisa dikatakan sebagai penjualan kredit. Tetapi penjualan kredit yang pelunasannya hanya melalui dua tahap bukan merupakan penjualan angsuran.
Dalam penjualan angsuran membutuhkan waktu untuk pelunasan yang relatif lama, maka ada kemungkinan pembeli tidak melunasi pembayarannya. Untuk menghindari hal tersebut, biasanya untuk melindungi penjual supaya tidak mengalami kerugian, maka saat membeli ada beberapa perjanjian antara lain :
1. Pada saat membeli disertai dengan meninggalkan jaminan ke penjual
2. Hak kepemilikan barang berpindah ke pembeli, kalau pembayarannya sudah lunas.
B. Pengertian dan Klasifikasi Piutang
Piutang merupakan hak perusahaan untuk menerima uang, barang lain atau jasa dari langganannya, atau pihak lain sebagai kontra prestasi atas barang atau jasa yang diberikan, sebagai contoh : piutang dagang, adalah hak perusahaan untuk menerima uang dari langganannya atas penjualan barang secara kredit. Contoh lain adalah persekot gaji pegawai, adalah hak perusahaan untuk menerima jasa dari pegawai.
Menurut Simamora (2000: 228) ” piutang (receivables) merupakan klaim yang muncul dari penjualan barang dagangan, penyerahan jasa, pemberian pinjaman dana, atau jenis transaksi lainnya yang membentuk suatu hubungan dimana satu pihak berutang kepada pihak lainnya.”
Piutang dilaporkan pada neraca baik sebagai pos lancar maupun tidak lancar. Piutang yang diharapkan akan tertagih atau dilunasi oleh pelanggan dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus kegiatan usaha normal akan diklasifikasikan sebagai aktiva lancar,sedangkan sisanya akan digolongkan sebagai aktiva tidak lancar.
Menurut Na’im (1990:227) berdasarkan sebab terjadinya, piutang dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Piutang dagang, atau yang dalam Prinsip Akuntansi indonesia disebut sebagai piutang usaha, adalah piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa perusahaan secara kredit, dalam rangka kegiatan usaha perusahaan.
2. Piutang non dagang, atau piutang lain-lain, adalah piutang yang timbul dari transaksi selain penjualan barang atau jasa dan diluar kegiatan usaha perusahaan. Misalnya piutang pegawai, uang muka pada cabang perusahaan, piutang dividen, piutang bunga dan tuntutan ganti rugi kepada perusahaan asuransi atas kecelakaan yang terjadi.
Berdasarkan jangka waktu pembayarannya, piutang dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Piutang jangka pendek, yang mempunyai saat jatuh tempo kurang dari satu tahun atau kurang dari siklus operaasi kegiatan perusahaan.
2. Piutang jangka panjang, adalah piutang yang mempunyai saat jatuh tempo lebih dari satu tahun, atau lebih dari satu siklus operasi perusahaan.
Berdasarkan bentuk perjanjiannya, piutang dapat diklasifikasikan menjadi :
1.      Piutang tidak tertulis, yaitu piutang yang tidak didukung oleh surat perjanjian hutan piutang. Piutang jenis ini adalah jenis piutang dagang, piutang dagang harus diklasifikasikan menurut keadaanya, telah dijual atau dijaminkan.
2.      Piutang wesel adalah piutang yang didukung oleh surat perjanjian,, piutang wesel ini dapat diklasifikasikan lagi menjadi :
a.       Berdasarkan bunganya :
1. Piutang wesel tanpa bunga, yaitu piutang wesel yang secara eksplisit tidak mencantumkan tingkat bunga atas piutang tersebut.
2. Piutang wesel dengan bunga, yaitu piutang wesel yang mencantumkan tingkat bunga yang akan diperoleh oleh kreditur dalam surat pejanjiannya.
b. berdasaerkan keadaan apakah wesel tertentu sudah dijual dengan jaminan untuk dibeli kembali apabila debitur tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo. :
1. Piutang wesel biasa, yaitu yang belum dijual dan
2. Piutang wesel yang didiskontokan yaitu piutang wesel yang telah dijual dengan perjanjian perusahaan akan membeli kembali, apabila pada tangggal jatuh tempo debitur tidak membayar hutangnnya.
C. Sistem dan Prosedur Penjualan Kredit
Sistem dan prosedur merupakan hal mutlak dan sangat diperlukan demi kelangsungan perusahaan. Oleh sebab itu sebelum melangkah lebih jauh ke bagian-bagian selanjutnya, sebaiknya kita harus memahami dulu apa yang dimaksud dengan sistem dan prosedur.
Menurut Mulyadi (2001:15) yang dimaksud dengan sistem adalah ” Suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.”
Menurut Yujana (1994: 189) sistem adalah ”suatu jaringan menyeluruh dalam suatu perusahaanyang terdiri dari prosedur-prosedur yang terjalin secara serasi sebagai sarana agar penyelenggaraan suatu perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien.”
Lebih lanjut Mulyadi (2001:5) Prosedur adalah ”suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin secara seragam transaksi perusahaan secara berulang-ulang. Kegiatan klerikal (clerical operations) terdiri dari kegiatan berikut ini yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal, buku besar
a. Menulis
b. Menggandakan
c. Menghitung
d. Memberi kode
e. Mendaftar
f. Memilih (mensortasi)
g. Memindah
h. Membandingkan
Seluruh siatem dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen digunakan untuk mengamankan harta perusahaan dari kelalaian/ kesalahan (error), kecurangan (frauds) ataupun kejahatan (irregularities), sebagaimana defenisi berikut ini :
” Pengendalian intern merupakan prosedur-prosedur yang dilakukan perusahaan dengan tujuannya antara lain adalah :
a. Mengamankan aktiva perusahaan
b. Meningkatkan keakuratan dan dapat dipercayainya data akuntansi.
Manajemen harus membuat prosedur-prosedur untuk melindungi harta perusahaan dari pencurian dan kerusakan fisik yang mungkin terjadi (Yujana,1994:237).
Jadi dari defenisi di atas kita bisa menyimpulkan bahwa prosedur penjualan kredit adalah serangkaian kegiatan administrasi yang dilakukan oleh beberapa orang untuk melaksanakan transaksi penjualan secara kredit kepada langgananya.
CONTOH AKUN AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT.
Untuk melihat file .xlcx uduh disisni

Rabu, 25 September 2013

Cara cepat belajar Akuntansi

Cara cepat belajar Akuntansi bagi anda yang sama sekali tidak memiliki basic akuntansi sebelumnya yaitu  :
1. Pelajari SALDO NORMAL dari masing-masing AKUN karena akuntansi itu lebih membutuhkan LOGIKA bukan kemampuan matematika anda yang selalu "100" saat ujian.
Contohnya :
SALDO NORMAL Akun KAS adalah DEBIT
maka logikanya :
jika KAS bertambah maka DEBIT posisi di JURNALnya. Namun
jika KAS berkurang maka KREDIT posisi di JURNALnya.

Penjelasan....................
Neraca dan Laporan laba rugi Dibagi 5 Bagian yaitu :
-Aset = Debit
-Kewajiban = Kredit
-Modal = Kredit
-Pendapatan = Kredit
-Beban = Debit
Didalamnya ada akun spesifiknya lagi, nah anda hanya harus mengetahui saldo awalnya saja walaupun tidak semua akun sesuai dengan top scedulenya.... yang terpenting adalah membuka logika anda.

2. Setelah anda memahami apa itu saldo normal maka hal selanjutnya yang harus anda perhatikan adalah cara mencatat transaksi di jurnal.
Perlu diketahui bahwa jurnal itu ada 2 yaitu JURNAL UMUM & JURNAL KHUSUS
Dimana JURNAL KHUSUS itu terdiri dari :
jurnal pengeluaran kas TERJADI KARENA AKTIFITAS PENGELUARAN KAS TUNAI
jurnal pembelian TERJADI KARENA AKTIFITAS PENGELUARAN KAS KREDIT
jurnal Penerimaan kas TERJADI KARENA AKTIFITAS PENERIMAAN KAS TUNAI
jurnal penjualan TERJADI KARENA AKTIFITAS PENERIMAAN KAS KREDIT

untuk KEGIATAN SELAIN USAHA POKOK PERUSAHAAN MASUKKAN KE JURNAL UMUM !!!!!!!!
"dan masalah kas kecil abaikan saja terlebih dahulu karena kas kecil itu biasanya ada kebijakan tertentu...biasanya mengenai ATK perusahaan dll yang ada ketentuan limit uang yang disediakan oleh perusahaan."

3. Masuk ke BUKU BESAR hal ini merupakan hal yang paling mudah.
anda hanya harus mengelompokkan transaksi di jurnal anda sesuai akunnya.hehehhe
JIKA ASET akunnya dimulai dengan 1
JIKA KEEWAJIBAN akunnya dimulai dengan 2
JIKA MODAL akunnya dimulai dengan 3
JIKA PENDAPATAN akunnya dimulai dengan 4
JIKA BEBAN akunnya dimulai dengan 5

Contohnya
Tgl 1 Feb Kas 50 di DEBIT
Tgl 2 Feb Kas 50 di KREDIT
maka pada buku besar kas (dimulai dengan akun 1..... ) anda masukkan kas 50 di debit lalu dikurangkan dengan kas 50 di kredit maka saldo akhirnya adalah "0"

4. Selanjutnya mari membuat laporan keuangan.
Laporan keuangan itu terdiri dari :
- Laporan Laba Rugi
- Laporan Perbuahan Ekuitas/Modal
- Neraca
- Arus Kas
- Catatan Atas Laporan Keuangan
Pada kesempatan kali ini saya akan mengajarkan masalah lap laba rugi, lap perb ekuitas, dan neraca terlebih dahulu.

Cara memuat laporan laba rugi
Akun nomor 4 (PENDAPATAN) dijumlahkan kemudian kurangkan dengan akun nomor 5 (BEBAN) maka akan menghasilkan Laba atau Rugi.

Cara membuat laporan Perubahan Ekuitas
MODAL AWAL tambahkan (LABA) atau kurangkan (RUGI)
jika ada PRIVE (pengambilan pribadi pemilik perusahaan) maka kurangkan dengan PRIVE.

Cara membuat Neraca
Akun 1 yaitu Aset
Akun 2 Kewajiban
Hasil akhir laporan perubahan ekuitas
semuanya ditotalkan :)
SELESAI



AJP<JURNAL PENUTUP< JURNAL PEMBALIK akan dibahas selanjutnya NANTI.....

Kamis, 13 Juni 2013

Modul BANK



MODUL BANK

1.  Tujuan
            Mahasiswa diarahkan mampu menangani semua transaksi yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran uang melalui rekening bank. Dapat melihat posisi saldo di bank dan dampak transaksi terhadap saldo bank.

2.  Teori
            Apabila setiap peneriman uang disetor ke bank dan setiap pengeluaran uang menggunakan cek maka rekening kas akan dapat dibandingkan dengan laporan bank.  Biasanya laporna bank diterima bulanan dan akan direkonsiliasikan dengan catatan kas.  Agar berguna untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang sudah terjadi di bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan.

3. Setup Rekening Bank, Kartu Kredit, dan Rekening Kas
        Langkah-langkah utnuk mengedit rekening bank:
1.      Pilih modul bank
2.      Dari menu Bank Account klik bank card isikan fiel-field yang ada dengan mengacu pada:
a.       Code : sebaiknya kisaran 1100 hingga 1199
b.      Account name
c.       Current balance, minium limit
d.      Account type : ada 3 jenis bank account, cash account dan credit card account
e.       Next deposit : terisi otomatis tergantung transaksi penerimaan kas
f.       Next check : Berisi check secara otomatis
g.      No. Bank Reconsilation : klik agar DEA tidak melakukan rekonsiliasi
3.      Clear untuk membatalkan data. Lalu simpan Save
4.      Close

4.  Mengisi Saldo Awal
  1. Klik tombol O/B pada field current balance
  2. Pilih Yes untuk mengisi saldo awal
  3. Save tampilan akan kembali ke bank card
  4. save pada bank card

5.  Mengisi Data Detail Rekening
  1. Pada posisi kartu bank, pilih Bank Deposit
  2. Isikan data sesuai sebagai berikut:
a.       Bank Name
b.      Address 1, Address 2
c.       City, state, zip code
d.      Account Name: nama rekening bank
e.       Account Number : nomor kode, Sort Code, Expiration Date
  1. Save
  2. Close

6.  Rekonsiliasi Saldo Bank
  1. Klik Bank Reconsiliation
  2. Pada Layar Contoh terlihat rekening yang perlu direconsiliasi
  3. Caranya klik salah satu rekening otomatis tertera Uncleared Items, Reconcile Balance maupun Difference akan berubah menunjukkan perbedaan
  4. Adjustment
  5. Isikan Penyesuaian
  6. Save  pada jendela reconsiliation

7. Pembayaran dengan Check
1.      Dari modul bank, tentukan rekening  yg dimaksud
2.      Klik expense check
3.      Pada jendela expense check terbagi dua bagian yaitu area pembayaran cek dan tabel transaksi isilah sesuai ketentuan.
4.      Pastikan nilai yang tertera pada field total allocated sama pad afield $
5.      Clear untuk membatalkan. Jika ingin memproses pilih save.
6.      Close

8. Pembayaran Faktur Pemasok
1.      sorot rekening yang akan dibayar pada Bank Accounts. Klik tombol vendor check
2.      Pilih payee, ketikkan finder untuk menemukan kode rekening atau pilih new.
3.      Isikan data yang sesuai pada filed
4.      Setelah selesai mengisikan pembayaran hutang pilih Save
5.      Close

 9. Pencatatan Pendapatan Luar Usaha
1.      Pilih Bank Account klik cash deposit
2.      Isikan field yang ada
3.      Jika ingin membatalkan pilih clear, lalu save
4.      Close

10.  Pencatatan Pembayaran dari Pelanggan
1.      Dari tampilan bank account klik customer deposit.
2.      Pada field kode rekening isikan kode rekening pelanggan.
3.      Isikan field yang tampil pada layar.
4.      Isikan nilai uang pada field payment.
5.      Jika ada potongan  atas suatu item transaksi maka isikan pada field discount
6.      Pilih save untuk memproses
7.      Close

11. Transfer Antar Rekening Bank
1.      Klik bank transfer
2.      Isikan field yang ada
3.      Pilih save untuk memproses
4.      Close
12.  Register dan Report
1.      Dari bank pilih Register
2.      Anda dapat mengedit transaksi yang ada.
3.      Klik save untuk memproses
Untuk Report :
1.      Pilih Report hingga muncul tampilan dengan judul Bank Report.
2.      Klik laporan yang and maksudkan
3.      Isikan data yang sesuai pada field yang tersedia.
4.      Klik Ok